Sobat BookletKu - Dalam pengembangan sistem pembelajaran memiliki beberapa macam tingkatan. Adapun macam-macam tingkatan dalam sistem pembelajaran sebagai berikut:
Tingkatan sistem
Pengembangan sistem pembelajaran tingkatan sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan sistem pembelajaran yang besar. Kegiatan biasanya berangkat dari nol, yaitu tidak adanya sistem tersebut sampai dengan hasilnya dihasilkannya suatu sistem. Tetapi bisa juga bersifat merombak (memperbaharui secara besar-besaran) sistem instruksional yang sudah ada.
Kegiatan ini didahului dengan kegiatan awal yang mendalam dan menyeluruh, yang meliputi : Analisis kebutuhan, Analisis latar, Analisis tugas dan Analisis fungsi.
Kegiatan ini tidak hanya berbicara masalah pembelajaran saja tetapi juga masalah pendidikan secara keseluruhan. Masalah yang mendorong dilakukannya kegiatan ini bukan hanya sekedar masalah pembelajaran. Melainkan keseluruhan sistem pembelajaran dan latihan yang dihadapi oleh lembaga yang bersangkutan. Sedangkan sistem pendidikan atau latihan yang menyeluruh itu meliputi :
Oleh karena itu kegiatan ini melibatkan banyak orang yang terdiri dari ahli teknologi pembelajaran, ahli bidang studi, ahli evaluasi, guru, mediawan dan teknisi. Setelah sistem dirancang, diproduksi dan digunakan masih diperlukan untuk kegiatan akhir, yang meliputi :
Kegiatan akhir ini dimaksudkan untuk memperoleh jaminan bahwa kegiatam komponen sistem telah saling menunjang dan berhasil mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Model pembelajaran sistem pembelajaran yang tergolong dalam tingkatan ini, antara lain yaitu model IPISD ( Interservices Procedures for Instructional System Development) , model Gagne Briggs. Model dalam klasifikasi ini ditandai dengan adanya 4 (empat) karakteristik yaitu :
Tingkatan sistem
Pengembangan sistem pembelajaran tingkatan sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan sistem pembelajaran yang besar. Kegiatan biasanya berangkat dari nol, yaitu tidak adanya sistem tersebut sampai dengan hasilnya dihasilkannya suatu sistem. Tetapi bisa juga bersifat merombak (memperbaharui secara besar-besaran) sistem instruksional yang sudah ada.
Kegiatan ini didahului dengan kegiatan awal yang mendalam dan menyeluruh, yang meliputi : Analisis kebutuhan, Analisis latar, Analisis tugas dan Analisis fungsi.
Kegiatan ini tidak hanya berbicara masalah pembelajaran saja tetapi juga masalah pendidikan secara keseluruhan. Masalah yang mendorong dilakukannya kegiatan ini bukan hanya sekedar masalah pembelajaran. Melainkan keseluruhan sistem pembelajaran dan latihan yang dihadapi oleh lembaga yang bersangkutan. Sedangkan sistem pendidikan atau latihan yang menyeluruh itu meliputi :
- Masukan mentah (siswa/peserta), jumlah dan kualifikasinya.
- Masukan instrumental (kurikulum atau program fasilitas, dana dan lain-lain)
- Proses atau pelaksanaan kegiatan pendidikan latihan
- Hasil atau luaran proses itu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan.
Oleh karena itu kegiatan ini melibatkan banyak orang yang terdiri dari ahli teknologi pembelajaran, ahli bidang studi, ahli evaluasi, guru, mediawan dan teknisi. Setelah sistem dirancang, diproduksi dan digunakan masih diperlukan untuk kegiatan akhir, yang meliputi :
- Pembinaan
- Pengawasan
- penyempurnaan keseluruhan proses dan hasil kegiatan.
Kegiatan akhir ini dimaksudkan untuk memperoleh jaminan bahwa kegiatam komponen sistem telah saling menunjang dan berhasil mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Model pembelajaran sistem pembelajaran yang tergolong dalam tingkatan ini, antara lain yaitu model IPISD ( Interservices Procedures for Instructional System Development) , model Gagne Briggs. Model dalam klasifikasi ini ditandai dengan adanya 4 (empat) karakteristik yaitu :
- Dikerjakan oleh suatu regu yang besar jumlah maupun keahliannya.
- Dikembangkan secara linear dengan ketepatan yang langkah
- Disebarkannya kegiatan maupun hasil secara meluas.
- Berorientasikan pada pemecahan masalah.
Tingkatan kelas
Pengembangan sistem pembelajaran tingkatan kelas ini pada hakikatnya adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari pengembangan sistem pembelajaran tingkatan sistem untuk dilaksanakan dalam tingkatan kelas. Dengan kata lain, pengembangan sistem instruksional tingkatan kelas ini adalah identik dengan penyusunan persiapan mengajar oleh guru, dosen, atau instruktur untuk satu atau lebih topik tertentu. Kegiatan awalnya sangat sederhana, biasanya berupa penilaian tingkat kemampuan awal siswa ( student’s entry behavior) pada pengembangan sistem pembelajaran tingkatan kelas ini diasumsikan bahwa kurikulum atau program pembelajaran, fasilitas, siswa atau peserta, latihan, pengajar, dan lain-lainnya sudah ada.
Kegiatan akhir dalam pengembangan sistem tingkatan kelas ini hampir tidak ada. Kecuali mendokumentasikan pengalaman mengajar sendiri secara individual dalam rangka penyempuranaan pengembangan sistem pembelajaran untuk kesempatan berikutnya.
Model pengembangan sistem pembelajaran dalam tingkatanan ini misalnya :
Tingkatan Produk
Tujuan pengembangan sistem pembelajaran tingkatan produk ini adalah untuk memproduksi satu atau lebih produk –produk pembelajaran tertentu. Oleh karena itu kegiatan ini di dahului dengan mengkaji masalah-masalah pembelajaran yang ada untuk mengetahui masukan yang diperlukan.
Hasil kegiatan ini berupa paket pembelajar seperti model, cetakan, media, audio visual, dan lain-lain bahan belajar yang bentuknya disesuaikan dengan karakteristik medium penyajiannya, untuk dapat menghasilkan produk- produk tersebut dalam kegiatan ini melibatkan banyak orang yang meliputi Ahli teknologi pembelajaran, Ahli bidang studi, Mediawan dan Teknisi. Kegiatan akhir setelah diperoleh produk meliputi : a) penyebarluasan produk, temasuk mempromosikan dan menjual . b) Menyelenggarakan demonstrasi dan penataran untuk menggunakannya secara efektif, memantau dan menguasai penggunaan. dan c) Serta melakukan penelitian kemanfaatan produk tersebut.
Model pengembangan sistem dalam tingkatan ini meliputi :
a. Model SMP terbuka
b. Model Benathy
c. Model Baker dan Sehultz,
d. Model Harmon.
Pengembangan sistem pembelajaran tingkatan kelas ini pada hakikatnya adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari pengembangan sistem pembelajaran tingkatan sistem untuk dilaksanakan dalam tingkatan kelas. Dengan kata lain, pengembangan sistem instruksional tingkatan kelas ini adalah identik dengan penyusunan persiapan mengajar oleh guru, dosen, atau instruktur untuk satu atau lebih topik tertentu. Kegiatan awalnya sangat sederhana, biasanya berupa penilaian tingkat kemampuan awal siswa ( student’s entry behavior) pada pengembangan sistem pembelajaran tingkatan kelas ini diasumsikan bahwa kurikulum atau program pembelajaran, fasilitas, siswa atau peserta, latihan, pengajar, dan lain-lainnya sudah ada.
Kegiatan akhir dalam pengembangan sistem tingkatan kelas ini hampir tidak ada. Kecuali mendokumentasikan pengalaman mengajar sendiri secara individual dalam rangka penyempuranaan pengembangan sistem pembelajaran untuk kesempatan berikutnya.
Model pengembangan sistem pembelajaran dalam tingkatanan ini misalnya :
- Model rekonstruksi kuliah
- Model PPSI
- Model Briggs –wager
- Model Gerlach –Ely,
- Model Kemp
- Model Dick and Carey
Tingkatan Produk
Tujuan pengembangan sistem pembelajaran tingkatan produk ini adalah untuk memproduksi satu atau lebih produk –produk pembelajaran tertentu. Oleh karena itu kegiatan ini di dahului dengan mengkaji masalah-masalah pembelajaran yang ada untuk mengetahui masukan yang diperlukan.
Hasil kegiatan ini berupa paket pembelajar seperti model, cetakan, media, audio visual, dan lain-lain bahan belajar yang bentuknya disesuaikan dengan karakteristik medium penyajiannya, untuk dapat menghasilkan produk- produk tersebut dalam kegiatan ini melibatkan banyak orang yang meliputi Ahli teknologi pembelajaran, Ahli bidang studi, Mediawan dan Teknisi. Kegiatan akhir setelah diperoleh produk meliputi : a) penyebarluasan produk, temasuk mempromosikan dan menjual . b) Menyelenggarakan demonstrasi dan penataran untuk menggunakannya secara efektif, memantau dan menguasai penggunaan. dan c) Serta melakukan penelitian kemanfaatan produk tersebut.
Model pengembangan sistem dalam tingkatan ini meliputi :
a. Model SMP terbuka
b. Model Benathy
c. Model Baker dan Sehultz,
d. Model Harmon.
Tingkatan organisasi
Pengembangan sistem pembelajaran tingkat organisasi ini dimaksud tidak hanya untuk meningkatkan pembelajaran. Tetapi juga memodifikasi atau mengubah organisasi dan personil suatu lembaga atau organisasi ke situasi yang baru agar efektifitas dan efisiensi organisasi tersebut meningkat. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari ahli teknolohi pembelajaran bersama dengan karyawan karir yang terlatih, dan bagian personil dari organisasi yang bersangkutan.
Kegiatan ini diawali dengan bertolak dari analisis pekerjaan atau analisis isi ajaran. Analisis ini akan menghasilkan empat kemungkinan tindakan yaitu :
- Perlunya diklat khusus diluar pekerjaan, karena ada sejumlah kemampuan yang dikuasai.
- Perlunya latihan dalam jabatan, karena ada sejumlah kemampuan khusus yang perlu dikuasai.
- Perlunya dibuat petunjuk tertulis yang terisi untuk melakukan suatu tugas khusus tanpa perlu latihan formal dan
- Perlu ada pengawasan dan pembinaan yang ketat dalam pelaksanaan pekerjaan karena dituntut adanya ketepatan perbuatan dalam suatu tugas.
Kegiatan akhirnya meliputi berupa pengawasan dan pemantauan yang kontinyu demi terpeliharanya moral dan prestasi kerja. Model pengembangan sistem pembelajaran dalam tingkatan organisasi ini antara lain model SAIDI (Southeast Asia Instructional Development Institute) model Black Mouton, dan Model Curkhuff Fisher.
0 comments:
Post a Comment