www.onefashion01.com

GROSIR FASHION ONLINE MURAH DAN TERBESAR DI INDONESIA

Asal Usul dan Pengertian Agama Hindu

Posted by

Sobat Bookletku - Agama Hindu ialah agama yang dianuti oleh sebagaian besar penduduk-penduduk negeri India sekarang. Agama ini timbul dari bekas-bekas keruntuhan ajaran-ajaran Veda dengan mengambil buah fikirannya dari bentuk-bentuk rupa India purbakala dan berbagai-bagai kisah dongeng yang bersifat rohani yang telah tumbuh di semananjung itu sebelum kedatangan bangsa Arya. Agama Hindu merupakan agama ketiga terbesar didunia setelah Kristen dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa. Penganut agama ini sebagin besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90 % penganut Agama Hindu.
Dimulai dari zaman perkembangan kebudayaan-kebudayaan besar di Mesopotamia dan Mesir. Karena rupanya antara tahun 3000 dan 2000 SM di lembah sungai Sindhu (Indus) sudah ada bangsa-bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah  sungai Eufrat dan Tigris, maka terdapat peradaban yang sama di sepanjang pantai dari laut Tengah sampai ke Teluk Benggala.
Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa di Punjab dan di sebelah utara Karachi, ditemukan puing-puing kota yang sangat tua yang berasal dari masa 2500-2000 SM, yang memberikan gambaran tentang suatu masyarakat yang teratur baik.
Penduduk India pada zaman itu terkenal sebagai bangsa Dravida. Mula-mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka di sebelah utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu. Bangsa Dravida adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut keriting. Antara tahun 2000 dan 1000 SM dari sebelah utara masuk ke India kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran  yang memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush. Bangsa Arya itu serumpun dengan bangsa Jerman, Yunani, Romawi dan bangsa-bangsa lain di Eropa dan Asia. Mereka tergolong dalam apa yang kita sebut rumpun bangsa Indo Jerman. Mereka berkulit putih dan berbadan  tegap, bentuk hidungngya melengkung sedikit. Namun peradabannya lebih rendah dari bangsa Dravida. Setelah bangsa pendatang tadi menetap di dataran sungai Sindhu yang subur, bercampurlah mereka lama-kelamaan dengan penduudk asli bangsa Dravida.
Semula orang beranggapan bahwa kebudayaan India itu seluruhnya merupakan kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Arya, tetapi setelah penggalian-penggalian di Mohenjo Daro dan Harappa, berubah pandangan orang. Ternyata kebudayaan bangsa Arya lebih rendah daripada bangsa Dravida. Umpamanya saja, bangsa Arya belum mempunyai patung-patung dewa, bangsa Dravida sudah. Pengakuan adanya dewa-dewa induk, merupakan sebuah gejala  yang khas di dalam Agama Hindu Pra-Arya
Jadi dapatlah dikonstatasi dengan jelas, bahwa agama Hindu tumbuh dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu. Walaupun dalam tulisan-tulisan Hinduistis yang tertua, unsure-unsur Arya lebih dominan, namun tulisan-tulisan Hinduistis yang kemudian justru unsure pra-Arya yang lebih menonjol.
untuk melengkapi penjelasan di atas perlu sedikit diceritakan versi lain asal usul agama Hindu tersebut. dalam pujangga jawa, R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) dalam serat Paramayoga  yang isinya banyak dikutip dari Kitab Jitapsara, Menerangkan bahwa asal usul agama Hindu merupakan akumulasi dari berbagai cara ritual dan pemujaan para raja maupun rakyat Hindustan dan sekitarnya di pegunungan Himalaya yang menyembah kepada Sang Hyang Jagadnata, yang merupakan raja di raja para dewa byang mengaku sebagai Tuhan penguasa alam. Agar memiliki pedoman yang pasti dalam melakukan peribadatan dan pemujaan kepada Sang Hyang Jagadnata , maka Raja Dewa tersebut memerintahkan kepada salah seorang dewa yang ahli dalam menyusun peraturan  penyembahan yaitu Sang Hyang Kanekaputra atau Sang Hyang Bathara Narada (dalam dunia pewayangan sering disebut Dewa Narada) untuk memberikan wejangan kepada para raja dan pemuka agama dalam awal tahun musim pemujaan di pegunungan Himalaya. Pada saat itu Sang Hyang Bathara Narada turun dari Kahyangan Jungglengsalaka yang berada di atas puncak Himalaya menuju ke tempat persembahan para raja dengan mengajarkan 6 macam cara penyembahan/ agama.
Diceritakan bahwa tepat pada awal tahun 735 Hindu dan hitungan tahun Adam 5119 matahari serta 5272 bulan, sementara tahun masehi baru menginjak angka 36, beberapa tahun setelah Nabi Isa as. Wafat di Yerusalem, para raja dan pembesar di wilayah negeri Persia, Hindi, Cina dan sekitarnya, sedang berkumpul di lereng Gunung Tenguru/ Himalaya. Enam agama Hindu yang di ajarkan Dewa Narada tersebut Yaitu : agama Sambo, agama Brahma, agama Indra, agama Wisnu, agama Bayu, agama kal. Setiap raja dan rakyatnya dipersilahkan untuk memilih salah satu dari enam macam agama tersebut. yang kemudian dari keenam  agama yang di ajarkan Dewa Narada ini semuanya berakumulasi menjadi agama Hindu dan cabang-cabangnya.
Agar keenam agama itu menjadi satu ajaran/agama maka sesuai dengan wejangan Dewa Narada, masing-masing  agama harus memiliki 12 karakteristik, yaitu: pertama, setiap agama harus ada Pangulune artinya pemuka atau pemimpin agamanya; kedua harus ada tetengere atau  memiliki tanda atau cirinya; ketiga, panembahe atau yang disembahnya; keempat, lakune atau tata caranya; kelima tapane atau cara pelaksaaan bertapanya; keenam adalah ari-rayane atau hari rayanya, ketujuh, adalah larangane atau larangannya; kedelapan adalah wewenange atau yang diperbolehnya; kesembilan, papaline atau suatu yang wajib diperhatikan dan diingat-ingat; kesepuluh adalah panglayone atau upacara setelah mereka meninggal; kesebelas adalah palisayane atau upacara setelah mereka meninggal; kedua belas, adalah pamulyane atau supaya bisa sempurnanya atau mulianya masing-masing orang beragama tersebut.
 Kata Hindu berasal dari kata sanskerta Sindhu. Dalam bahasa Persia abad pertengahan. “Hindo” merujuk kepada kata Avestan  kuno Hendava (sanskerta: saindhava), yang berarti penghuni sungai sindhu. Penggunaan kata “Hindu” untuk “Sindhu”, merujuk kepada orang-orang yang tinggal dekat dengan sungai Sindhu atau sepanjang sungai tersebut. Daratan di aliran sungai tersebut kemudian dikenal sebagai “Hindostan” (Persia modern: Hindustan). Agama bangsa India (disalah ucapakan sebagai Hindu) kemudian dikenal sebagai “agama Hindu” oleh bangsa lain, karena bangsa India tidak memiliki sebuah istilah untuk praktik keagamaan mereka yang berbeda-beda. Mungkin juga kata “Hindu” berasal dari istilah yang biasa digunakan di antara umat Hindu sendiri, dan diserap oleh bahasa Yunani sebagai Indos dan Indikos (bangsa India), ke dalam bahasa latin sebagai Indianus.
Lalu apa sebenarnya agama Hindu itu? Adjiddan Noor menjelaskan adalah suatu hal yang sangat sulit, bahkan boleh dikatakan hampir tidak mungkin bagi kita memberikan batasan apa sebenarnya agama Hindu itu.
Menurut kepercayaan orang Hindu sendiri, agama mereka sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Sebagian ahli sejarah  berpendapat, bahwa agama India kuno tidak terlepas dari kutipan  yang diambil dari agama-agama yang dianut oleh bangsa Babilonia, mesir, dan Asuria. Pendapat itu mereka hubungkan dengan tempat tinggal atau asal mula orang-orang Aria pertama yang memasuki India hidup dan berada di sekitar bangsa-bangsa tersebut.
Dr. A. G. Honig menegaskan, Agama Hindu bukanlah merupakan  suatu agama, tetapi kumpulan sejumlah agama-agama yang meliputi segi etika dan kemasyarakatan, dari keseluruhan ini disebut dengan agama Hindu. Jadi dengan demikian Honig berkesimpulan, agama Hindu adalah agama  orang India dan juga seluruh kebudayaan yang bersangkutan dengan itu.
Menurut Abu Ahmadi dalam bukunya menyebutkan, agama Hindu adalah pencampuran antara kebudayaan kedua bangsa (Aria dan Dravida) kemudian tercipta kebudayaan Hindu dan peleburan antara kepercayaan kedua bangsa itu kemudian timbul Agama Hindu.
Selanjutnya menurut Ahmad Shalaby dalam bukunya, yang dikutip dari Berry agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusi dan merupakan sekumpulan adat istiadat dan kedudukan yang timbul hasil dari penyusunan bangsa Arya terhadap kehidupan mereka yang berlaku dari satu generasi ke generasi sesudah mereka datang berpindah ke India dan menundukkan penduduk-penduduk aslinya serta membentuk suatu masyarakat sendiri di luar pengaruh penduduk-penduduk asli itu.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 17:18

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.